"jangan biarkan amarahmu tersisa setelah matahari terbenam"
Sepenggal kalimat dari sumber yang aku agak lupa. hehe. namun aku yakin kalimat itu ada. sebuah kalimat yang bagus dan suatu pernyataan yang bijak. jangan sampai amarh menguasai bahkan ketika kamu harusnya terlelap dalam istirahat.
teringat percakapanku dengan salah satu kakak kelasku. dia bercerita bahwa dia sedang marah dengan pacarnya. alasannya sudah agak lupa aku. yang jelas, dia bercerita bahwa dia sudah marah dengan pacarnya selama kurang lebih 4 hari. 4 hari tidak berkomunikasi, dan jika pacarnya telp atau sms, dia tidak menggubrisnya. selama 4 hari. kasihan sekali pacarnya itu. tidak dapat quality time selama 4 hari. hehe.
lalu aku bercerita kepadanya pada malam itu juga. seingatku, aku bahkan tidak pernah marah lebih dari 3 jam. lets say im angry. tapi nggak lama. 3 jam udah kelar. lalu aku bilang, aku pingin juga bisa marah yang lama gitu, yang lebih dari 2 hari gitu misalnya. lalu dia menjawab, justru baiklah kalo aku tidak bisa marah lama - lama. itu berarti aku tidak pendendam. mungkin ada benarnya juga.
sedikit menilik pada keluargaku. bapakku seorang yang gampang marah. kalo marah, bisa paling nggak seharian dia. ibu lebih tenang. dia tidak begitu gampang marah. namun ketika dia sampai marah, bisa sangat lama. seingatku, terakhir kali beliau marah kepadaku, aku dicuekin selama 1 bulan penuh. tidak digubris, tidak diajak ngomong, bahkan ditawari maem aja tidak. lalu, aku anak siapa? hehehe. tidak nyambung. aku masih yakin aku anak ibu bapakku.
kenapa aku tidak bisa marah? kenapa aku tidak bisa marah lama gitu? kenapa aku tidak bisa marah sama orang lebih dari 2 hari?
malam ini pun demikian. kesel sekali. ga tau sampai menyentuh level marah atau tidak. yang jelas kesal sekali. cuma masalah sepele si. namun kesal sekali aku. tapi apa yang terjadi? 1 jam setelah aku kesal, si pembuat kesal itu ngajak aku ngomong, dan aku menanggapinya. bahkan aku sudah bisa tertawa dengan dia. semprul. enak sekali orang yang telah membuat aku kesal. tidak pernah berpikir bahwa aku bakal marah lama jadi bisa seenaknya ngerjain ato melukaiku (hehehe. maaf kalau terlalu dramatis kata ini. tidak bisa menemukan kata yang lebih simple. ). dalam benakku, mereka bakal berpikir, santai sajalah sama cosmas. toh cosmas tidak bisa marah, kalaupun marah juga cepat lupa. weleh. mengesalkan sekali mempunyai pikiran demikian.
namun realita memang tidak bisa dibendung. aku memang tidak bisa marah lama-lama. kembali ke percakapan dengan kakak kelasku itu, aku seharusnya bisa bersyukur. bersyukur menjadi orang yang sangat sabar dan pemaaf. bersyukur karena pintu maaf selalu terbuka lebar dari ku.
ketika aku gampang untuk memberikan maaf, kenapa kadang sulit sekali aku mendapatkan maaf dari orang lain? kenapa sulit untuk bisa dimaafkan? apa karena aku yang keterlaluan? apa tidak ada hubungan timbal balik. jadi karena aku gampang memberikan maaf, mereka juga gampang memaafkan aku gitu. ternyata tidak. tidak ada hubungan timbal balik seperti itu. orang - orang tetap marah dan sulit untuk memaafkanku. mungkin aku yang terlalu keterlaluan. tak taulah itu.
entah harus bersyukur atau bagaimana dengan keadaanku. aku bersyukur karena aku merupakan pribadi pemaaf. namun di sisi lain, aku juga pingin mereka merasakan apa yang aku rasa ketika aku meminta maaf, yaitu dicuekin atau tidak digubris. entahlah. aku tidak tahu.
ajari aku teman, untuk marah.
2 comments:
hahaha....
aku juga mau nulis topik yg sama pakle,tapi dh keduluan ma kamu ternyata
ada kalimat bagus juga :
"aku bukan pendendam koq, aku cuma suka nginget-nginget salahnya orang"
hehe
hehehe. udah pingin nulis ni dari dulu. hehe
jiah itu mah sama saja beb. sama aja dendamnya. hehehehehe
Posting Komentar