03/05/10

eyang penjual pisang

langkah kaki tuanya terus terayun. di tengah teriknya mentari, asap kendaran, serta nafasnya yang mulai pendek, dia berjalan. membawa gerobak pisang besertanya. gerobak harapan.



Di depan kontrakanku, sering orang lewat dengan menjajakan dagangan mereka. ada yang menjajakan kethoprak, nasgor, baso, mie ayam, sol sepatu, roti, dan pisang. dari banyak penjual itu, mereka mempunya suara untuk promosi dagangan mereka. penjual baso, mie ayam serta kethoprak sepakat dengan cara memukul - mukul  mangkuk dengan sendok. penjual nasgor memukul - mukul wajan dengan sendok juga. sol sepatu melantunkan kata - kata yang sulit untuk diikuti. roti dengan rekaman "roti roti"(ini yang paling menggelikan karena sekilas dari jauh akan terdengar "es es gathel"). lalu penjual pisang?nyaris tak terdengar.

bapak penjual pisang depan kontrakanku memang sudah sangat tua. langkah kakinya hanya sebatas seperempat langkah normalku. suaranya untuk promosi hanya sekedar " pisang ". itupun dari jarak 1 m baru terdengar. pisang - pisangnya penuh dengan pigmen kuning ( baca : hampir busuk). sekitar 10 m sekali, ia duduk beristirahat di bawah pohon atau pelindung yang ada di dekat situ.

begitulah bapak penjual pisang depan kontrakanku. pernah suatu kali aku mengikuti dia berjalan (kurang kerjaan ya????). hal yang sangat melelahkan mengingat perjalanan yang biasanya aku tempuh 5 menit dengan jalan kaki bisa mencapai 30 menit. dari perjalanan itu, belum satupun orang yang membeli pisangnya. bagaimana mungkin, suara tak terdengar, pisangpun hampir busuk.

iseng - iseng aku membeli pisang dari bapak itu suatu ketika. pingin ngobrol. lalu aku tanya "pak dah jalan jauh pak?"
"iya ni dek" jawabnya.
"gak minta anaknya nggantiin pak?"tanyaku lagi. (semoga tidak terdengar menyinggung bapak kalau bapak itu sudah tua)
"anak saya berandalan dek. preman."(ko bisa cerita segamblang ini sama orang lain ya?????)
"oo......"

lain hari, kusempatkan beli pisang lagi. kini kuajak ngobrol baik- baik.(yang kemarin sambil nodong bapaknya soalnya.☺).
"pak kalo boleh tau istri bapak di mana pak?"
"ada dek di rumah.sering sakit-sakitan."(weleh ini bapak serius ato mendramatisir keadaan ni?)
"ooo...."
"yah gmn lagi dek. anak berandalan. istri sakit-sakitan. yang lain udah berkeluarga walaupun ga lebih baik juga nasibnya. kalo bapak gak jualan pisang, buat makan keluarga pake apa."
"emang sehari laku berapa pak?"
"yah kadang laku 10 rebu. 25 rebu. mentok - mentok 30 rebu. gak laku hampir sering."
"......"
"tapi seneng dek.(seneng dari mana coba kaya gitu??????tiap pagi, istri bangunin bapak, nganterin bapak berangkat. senyum. kalo pulang, istri langsung bikinin teh panas. gak peduli dagangan bapak laku apa nggak. itu yang bikin bapak terus jualan."
"oo....ya udah pak pulang dulu. mari pak"
"mari"


aku pulang. makan mie instan. lalu tidur.

2 comments:

Anonim mengatakan...

aku tau bapak ini
kadang jualan nangka juga
sayangnya dia ngrokok.ya kan?

cosmas sakti wijaya adi mengatakan...

iya. sayangnya iya. tapi ga tau deh jualan nangka apa nggak.

Posting Komentar